Sabtu, 16 Oktober 2010

The Question is........

------------------------------------------------------Aku tidak mendengar sesuatu yang tidak pantas untukku.
Sudah berapa kali kukatakan
Bukan karena siapa-siapa aku bungkam seribu bahasa, berlagak cuek bebek, dan merasa ego di sudut ruang.
Kau berlagak seolah aku lah yang memulai
Tapi aku tak tau apa maksudmu
Aku seperti apa yang kalian bicarakan mungkin
Tapi bagiku aku seperti apa yang aku pikirkan.
Tak jarang conversation mubazir ku dengar dibelakang
Aku berusaha keluar dan tak pernah mau ikut campur.
Tapi di sudut lain tergambar aku yang sombong, angkuh, dan tak bersosialisasi.
Bisa saja buku kecil ini melayang diatas kepala mereka…hihihi
Tapi untung saja selalu ada pembatas dari lubuk hatiku terdalam------------------------------------------------

Sore tadi saya sekedar membuka-buka halaman surat kabar di sekretariat tempat saya bernaung. Banyak halaman-halaman koran kehilangan induknya. Saat itu sebenarnya saya juga sedang mencari bacaan santai sambil menuggu seorang teman. Bosan. Saya mendapati sebuah artikel yang ditulis oleh mahasiswa UNIMED di Analisa. Sayangnya artikel tentang menulis ini kehilangan halaman induknya, saya sempat kecewa tapi mau bagaimana lagi.

……Kedua, jujur. Demi kemajuan dan isi tulisan yang lebih bagus, tidak boleh ada yang merasa segan dan sungkan dalam mengkritik. Selain itu, kritik harus liar. Menulis adalah cerminan manusia yang bebas, bebas mengeksplore, lepas dari keangan-anganan, menabrak, menebas sana sini tiada pantangan. Terakhir adalah berani. Berani mengungkapkan pendapat dan juga berani mengirim tulisan ke media untuk dipublush.

Paragraf diatas mengingatkan saya pada puisi seorang sahabat di atas yang kalau kita teliti sang penulis merasakan kekesalan atas sikap teman-temannya. Si penulis puisi mendeskripsikan apa yang ia rasakan. Bagi saya pribadi, saya takut untuk mempublishnya ke orang banyak karena takut dicekal seolah saya mengadu kepada banyak orang. Disisi lain dalam penggalan artikel diatas menulis adalah cermin manusia yang bebas, disusul lagi dengan kata-kata jujur. Tulisan yang bagus tidak boleh ada yang merasa segan dan sungkan.

Nah, ini menjadi pertanyaan besar. Bagaimana dengan kasus diatas. Apa ada solusinya? Atau bagaimana?...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar