Jumat, 18 Februari 2011

Hidup Untk Apa?

Bismillahirrahmaanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.



Apa kabar teman semua, sudah terhitung beberapa hari ini tidak memposting sejudul tulisan. Berniat diri untuk posting tapi apa daya lagi-lagi dengan alasan modem yang tak kunjung normal. Namun dengan tulisan pembuka di pagi ini bisa menghidupkan semangat karya tulis saya ataupun teman. Selamat membaca.



Remuk rasanya melihat tingkah mausia jaman sekarang. Apa lagi remaja yang sangat diharapkan di masa depan hancur seiring perkembangan dunia tanpa batas.



Beberapa waktu yang lalu, saya nangkring di depan televisi karena sudah lama tidak menonton siaran lokal. Saya putuskan untuk melihat suatu acara yang menunjukkan keanehan-keanehan yang ternyata itu semua benar, nama acaranya Believe it or not. Sampai lah pada bagian seorang manusia yang memutuskan untuk mengubah psikis wajahnya menjadi seekor harimau. Saya lupa siapa namanya, tetapi yang jelas ia dijuluki Cat (dibaca Inggris) karena penampilannya yang seperti kucing hutan. Cat adalah kelahiran warga Amerika asli. Kegiatan bersama keluarganya dulu adalah sebagai penari tradisional dan ia mengenakkan properti hewan yaitu harimau. Ntah bagaimana secara spiritual ia memutuskan untuk tetap menjadi seperti itu. Mulai dari membuat tato permanen berornamen harimau di wajahnya, mengganti jenis gigi dengan taring, mengoperasi bagian hidung, sisi bawah hidung lebih condong ke depan menyerupai harimau, dan yang terakhir ia menambahkan kumis palsu dengan tindik di bagian atas mulut layaknya kumis pada hewan-hewan lainnya. Kumis ini ditancapkan dengan tindik yang sebelumnya sudah dipasang, lalu kumis yang terbuat dari plastik siap di tancapkan. Guna tindik agar kumis bisa dilepas saat tidur. Begitulah bentuk kenekatan anak manusia yang tidak tau untuk apa hidup ini.



Awalnya saya mersa sakit saat banyak remaja susah untuk berada bersama-sama di jalan Allah. Tetapi saya sangat merasa prihatin dengan keadaan barusan. Tidakkah itu menzhalimi diri namanya? Atau bentuk rasa ketidaksyukuran. Namun bukankah dalam ajaran agama lain diajarkan juga bagaimana rasa bersyukur dan segala macamnya. Tapi yang jelas saya merasa sangat –sangat takut.



Bersyukurlah saya dikelilingi orang-orang yang agamanya cukup kuat dan dibesarkan dengan orang tua yang senantiasa mengingatkan saya pada keberadaan Allah. Namun ini hendaknya dapat menjadi pelajaran untuk kita bisa menilai sejauh mana peradaban umat sekarang.



Barulah saya sadar betapa masih banyak kebutaan pada agama saat ini. Saya takut Allah melaknat. Baru saja sehari yang lalu saya mendapat sms dari seorang teman tetang sebuah hadits “Addunnya mal’unun wa mal’unatun maa fihaa illal ‘alim wal muta’allim” artinya “Dunia dan segala isinya itu dilaknat, kecuali orang yang berilmu agama dan orang yang menuntut ilmu agama”. Wah saya benar-benar kelabakkan menyikapi hadits ini. Melihat saya yang belum apa-apa. Tetapi mengapa saya harus dilaknat Allah kalau saya mau dan sungguh-sungguh untuk memahami agama. Kalau saya pasrah itu namaya saya menyia-nyiakan kesempatan. Kalau saya hanya bisa menikmati dunia saja tanpa mengharap akhirat, apa ada yang menjamin saya hanya tinggal di dunia. Segala bentuk akhirat adalah penentuan sikap kita di dunia. Hidup hanyalah bertujuan untuk mati. Dan dunia bertujuan untuk akhirat. Semua ada aksi dan reaksi. Jadi jangan pernah berfikir apa yang kita lakukan sekarang tidak akan berdampak pada masa yang akan datang. Tetapi berfikirlah semua perbuatan akan dimintai pertanggungjawabannya.



Semoga bentuk kesadaran yang selama ini tertutupi oleh hati yang berlumut dapat segera terbersihkan. Dengan kesucian hati dapat menghantarkan kita ke jalan yang lurus. Seperti yang kita minta setiap di shalat kita “Ihdinash shiraathal mustakiim” artinya “Tunjukilah kami ke jalan yang lurus” ke jalan agam yang diridhai Allah. Amin ^_^



Wassalam



[Kalau mau lihat gambarnya nih...sengaja gak diposting soalnya menakutkan]

http://www.google.co.id/imglanding?q=Cat+manusia+harimau&hl=id&gbv=2&tbs=isch%3A1&tbnid=Hoo9Ez4zkCWMjM%3A&imgrefurl=http%3A%2F%2Fwww.kaskus.us%2Fshowthread.php%253Fp%253D331623958&imgurl=http%3A%2F%2F4.bp.blogspot.com%2F_Ee5MXpRtZjA%2FSjPsZnEABUI%2FAAAAAAAAAiY%2FJNaNL865QRE%2Fs400%2FDennis%252BAvner5.jpg&ei=yjVfTe-fD4iGrAfw8-y3AQ&zoom=1&w=303&h=400&iact=hc&oei=yjVfTe-fD4iGrAfw8-y3AQ&page=1&tbnh=148&tbnw=112&start=0&ndsp=21&ved=1t%3A429%2Cr%3A1%2Cs%3A0&biw=1360&bih=606

Dreams Will Be True

Berawal dari sebuah buku kumpulan ucapan motivasi para pesohor dunia. Baru saja di halaman tiga, saya mengutip kata-kata Muhammad Ali seorang petinju dunia. Ia menyatakan “Apa yang tetap membuatku bertahan hidup adalah cita-cita”. Ketika hidup kita digunakan hanya akan mempersiapkan kematian maka kita merasakan hidup yang sebenarnya.



Malam ini ingin rasanya segera menyelesaikan banyak tulisan yang sudah masuk ke daftar “belum selesai” di dalam laptop. Terkumpul puluhan calon artikel yang ntah bagaimana nasibnya pokoknya mereka harus sampai ke tangan redaktur surat kabar. Belum sanggup saya katakan ini sebuah kegigihan kalau tulisan itu belum juga terpampang di surat kabar.



Bertahun-tahun lamanya seorang Einstein memecahkan rumus gravitasi sambil menyandang predikat orang idiot tidak membuatnya gentar dan bertahan dengan cita-citanya. Bahkan Graham Bell dapat memberikan harapan kehidupan yang lebih baik kepada orang tuanya yang tuna rungu dengan menciptakan telepon. Begitu juga dengan sebuah cita-cita dapat membuat seseorang bertahan hidup.



Bermimpilah selagi kau bisa bermimpi. Karena kesuksesan awal dari sebuah mimpi yang luar biasa. Mimpi itu ibarat kerangka berfikir. Dengan bermimpi kita dapat menciptakan masa depan lebih cepat. Misalkan anda bermimpi akan juara kelas, insya allah dengan mimpi anda akan menyusun cara-cara bagaimana anda akan mendapat gelar juara. Atau cita-cita selama ini ingin menjadi seorang penulis maka apa yang bisa dilakukan, jika tidak difikirkan dari sekarang.

Itu lah mengapa sebuah cita-cita dapat membuat anda tetap hidup. Sebuah cita-cita membuat seseorang dapat bertahan dengan angan-angannya bahwa suatu saat pasti akan tercapai. Cita-cita yang membuat kita yakin. Man jadda wa jada. Percayalah bahwa Allah akan mempermudah jalan kita-jika kita mau.



Ketika anda berhenti bermimpi maka anda berhenti hidup. Malcolm S. Forbes.

Ini Itu Yang Mana?

Mengambil sikap adalah bentuk kedewasaan.

Setelah membaca note seorang teman, mengambil sebuah keputusan itu memang berat.

Sampai aku lupa keputusan awal.

Tapi,

Adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya.

Jangan sampai salah menempatkan.

Pandang seluruh konsekueansi.

Jangan egois dan tetap peduli.

Sudah,

Namun hasilnya masih sama.

Adil yang seperti apa.

Mungkin besok hasilnya.

Terlalu banyak faktor tidak sinkron.

Biarlah,

Karena dibalik itu ada bias besar...

Hanya mencoba menempatkan sesuatu pada tempatnya.

A Desicion adalah Sebuah Keputusan

Kebebasan membuat aku lupa.

Ibarat anak manja, aku terlena kebebasan.



Terkejutnya adalah ketika bebas memilih namun disalahkan. Untuk terlalu haus dengan kesempatan akhirnya dilemahkan. Mengingat hanya bisa berencana dan bergantung pada besok.

Siang ini satu harian aku habisi dengan istirahat. Kamar, meja makan, kamar, musholla, kamar, ruang tivi dan kamar lagi. Bisa dihitung berapa jam mataku melek.

Badan masih kaku bekas jejingkrakan dua hari satu malam, ibarat jadi ALi [Anak Liar], mulai dari begadang, keata-ketiwi, manjat sana manjat sini, daki sana daki sini, plus gak mandi, masuk angin pula, ditambah sebelum pergi pilek udah nyusul deluan. Sadar badan segede upil.

Mungkin sudah saatnya mematahkan kegiatan spektakuler. Terlalu berwarna sebelumnya. Khawatir dengan keadaanku. Yang biasanya dijalani dengan badan cabe rawitku. Kecil tapi pedas. Sekarang istrahat sejenak. Tidak masalah bukankah dalam sakitpun diberi kemudahan. tetapi setidaknya menyadarkan bahwa menjaga juga penting. [Sehat itu Kaya]

Lebih sakitnya lagi suatu keputusan disangkut pautkan dengan hal-hal yang membuatku berubah pikiran, dari istirahat tenang menjadi gelisah. Satu kelemahan yang aku pikir ingin cepat-cepat mengubahnya. TERLALU AMBIL PUSING DENGAN SIKAP ORANG LAIN. Membatasi ruang gerak saja rasanya. Menghabiskan waktu saja kesannya. Negative thinking bawaannya.

Satu pertanyaan, Mengapa Kebaikan jarang dilirik ketimbang Keburukan? padahal ada beberapa hal penting diantaranya Mengingat Kebaikan Orang Lain dan Melupakan Kebaikan Diri Sendiri.

Mungkin catatan ini hanya tersirat. Tak banyak orang memang bisa melihat suatu hal yang bisa AKU PUTUSKAN. mulai darimana menilai suatu hal, itu penting atau tidak. Memilih AKU atau suatu KEPUTUSAN.

AKu hanya ingin bilang "Aku pilih istirahat"

Cerita Untuk Anakku

Anakku, hidup itu perjuangan.

Perjuangan untuk hidup.

Semakin berat perjuangan yang Kau tempuh, maka semakin Kau merasakan hidup.

Anakku, hidup itu pilihan.

Pilihan untuk hidup.

Semakin banyak pilihan di depan mata Engkau, maka semakin Kau merasakan hidup.

Anakku, orang bijak bilang; Hidup ini hanya sekali, hiduplah yang berarti.



Dalam menyelami makna, banyak hal yang bisa kita fikirkan, mulai dari mengartikan apa itu hidup, menilai hidup,

menghitung sisa waktu, dan berusaha merubah nasib.



Jika anda membaca Silakan Terpesona karya penulis sejuta pembaca, ‘A’id ‘Abdullah al Qarni. Anda akan menemukan sebuah judul “Berusahalah Mengubah Nasib”. Penulis menuliskan bahwa perubahan itu bermula dari jiwa, orang yang ridho maka keridhoan akan menjadi miliknya, dan orang yang merasa kesal, maka kekesalan itu pun akan melilitnya.



Penggalan puisi diatas sebenarnya mengajak kita untuk bisa lebih bertanggung jawab dengan hidup. Ternyata kita hidup juga tidak hanya untuk kita sendiri. Masa depan yang belum jelas tampak akan tampak lebih jelas jika dipersiapkan sejak dini.



Beberapa minggu lalu masih di bulan Januari, saya mendapatkan wejangan dari seorang teman. Wejangan ini biasa dan sangat biasa tetapi bagaimana caranya mendapatkan hal luar biasa dalam hal yang biasa. Ia bercerita tentang perjuangan hidup, bagaimana pandangan orang-orang tentang dia, bagaimana dia bisa bertahan di saat orang-orang memiliki pola pikir berbeda dengannya, bagaimana dia survive tanpa dukungan orang-orang terdekatnya.



Sampai tiba saatnya ia mengutarakan “apa yang mau kalian ceritakan ke anak kalian jika sekarang saja menjalani hidup yang biasa-biasa saja, takut mencoba takut melakukan hal-hal yang luar biasa, kalau kita berani berfikir hal-hal besar Insya Allah menghasilkan yang besar pula, kalau mahasiswa sekarang mau hidup mencari aman saja kapan kita belajarnya, toh ingat! kita belajar dari pengalaman, seusuatu yang benar dan bahkan salah, mencoba saja takut apalagi melakukan, statis kalau begitu generasi sekarang. Kan enak kalau kita cerita ke anak ‘dulu bapak kuliah dapat ip 4, uang kuliah cari sendiri nak, usaha sendiri, gak pake ngemis-ngemis ke kakek, pagi kuliah siang organisasi, ngajar, usaha, malam belajar bantu nenek masak untuk jualan paginya....wah, 24 jam full dengan perjuangan hidup. Ini mah belum seberapa, hanya permisalan’



Inilah mengapa saya beri judul Cerita Untuk Anakku. Saat kita memulai survive yang sebenarnya ini akan indah dan menjadi motivasi bagi anak anda. Saya pernah mendengar “generasi yang akan datang akan mewarisi perihal generasi sebelumnya” hah mungkin anda lebih percaya dengan istilah “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”. Tidak ada salahnya jika ini kita masukkan dalam daftar penyemangat hidup. Lihatlah betapa seorang anak akan melihat tindak tanduk orang tuanya baik mental dan psikisnya. Jadi jangan bertanya “kau ini anak siapa, kok nakal banget sih” atau “duh, pinternya....siapa dulu dong mamanya...?” tetapi sadari bahwa hidup bukan untuk kita sendiri. Hidup yang berarti adalah hidup yang bisa membuat perubahan pada diri pribadi dan membawa manfaat untuk orang lain.

Succes is Confidence

Ada tiga kata yang tak boleh kau ucap, meski di dalam hati: aku tidak bisa, aku tidak layak, dan aku tidak mau (Satria Hadi Lubis, Unstoppable Success)



“Aku pasti bisa, Aku tentu layak, dan Aku sudah pasti mau”, apa lagi yang bisa membalas kata-kata negatif diatas jika tidak dibantah dengan tekad kuat dari diri sendiri. Selalu ingat firman Allah “Innallah La Yughoirumaa Bi Qaumin Hatta Yughoirumaa Bi Anfusihim.” Yang artinya Sesungguhanya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum tersebut mengubah keadaannya sendiri.



Begitu juga dengan semangat dan tekad akan keberhasilan kita. Hendaknya didukung dengan mental-mental percaya diri. Kalau bukan kita yang meyakinkan dirikita lalu siapa lagi. Sedang Allah telah menjanjikan itu.



Dan alhamdulillah zaman sekarng sudah banyak orang-orang yang mempunyai percaya diri yang kuat, yakin dengan kemampuan dan mencoba untuk mewujudkan keinginan dengan mengikuti banyak kontes pengembangan bakat.

Sebut satu persatu sejak zamannya kontes tarik suara di stasiun televisi swasta, kontes menari, model, atraksi ringan sampai pada atraksi pemicu adrenalin, apa yang tidak dilakukan manusia zaman sekarang, asal ada peluang dan kesempatan semua bisa terwujud.



Begitu juga dengan kita yagn sekarang masih akan menapakkan kaki dengan mencoba dan mencari peluang untuk berkreasi. Tidak ada kata tidak bisa sebelum mencoba. Kalau orang tua bilang, “Kalah sebelum berperang” ga kita banget. Saya yakin kita semua mempunyai keinginan yang kuat untuk mencoba hal baru. Tetapi banyak pemikira-pemikiran yang selalu mengganggu saat memulai sesuatu.



Hampir sama dengan seseorang yang mulai menulis. Rasanya saat hendak memulai ada saja ide-ide bermunculan, tetapi saat berhadapan dengan layar komputer atau saat ingin menulis, selalu merasakan mau tak mau saat menulis. Bahkan bisa saja seseorang menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer hanya untuk menuangkan fikiran

dalam tulisan.



Begitu banyak kita mensyarati diri kita untuk bergerak. Begitu banyak pula kita membatasi setiap lingkup kebebasan berkreasi. Biarkan fikiran dan gerak Anda melampaui hal-hal yang tidak dapat memebatasinya. Karena lihatlah, apa yang terjadi jika kita membatasi diri kita. Kita senantiasa berfikir dan mencari hal-hal yang menciutkan nyali kita. Misalanya: mau membuat sebuah tulisan. Banyak kita yang memikirkan bagaimana itu menulis? Apa yang mau ditulis? Bagaimana dengan EYD? Apa yang terjadi jika orang tidak tertarik dengan tulisan kita? Bagaimana jika tidak menarik? Tulisannya jelek, tulisannya ngelantur kemana-mana....dan bla...bla..bla...kalau seperti itu kita berfikir, kita tidak akan menemukan kapan kita mulai menulis. Pasti akan berfikir, “iya, ya...gimana kalau orang gak punya respon?” atau “iya, yaaa hal apa yang sekarng lagi enak dibicarain?” trus kalau kita tidak menemukan jawaban dari pertanyaan itu, kita tidak memulai menulis. Salah besar.



Mumpung FLP Sumut membuka perekrutan anggota baru buat kamu yang hobi dan ingin mengasah kemampuan menulis silahkan bergabung sebelum 3 Januari dengan mengisi formulis secara online dan melampirkan tulisan terbaik kamu baik fiksi maupun nonfiksi. Info lebih lanjut http://flpsumut.blogspot.com/ atau www.facebook.com/flpsumut