Selasa, 11 Oktober 2011

Alhamdulillah. Kuakhiri membaca Bidadari Untuk Akhwat di akhir bab 5. Subhanallah ya, betah juga mata ini berlama-lama di depan laptop. Lebih anehnya lagi baca novel gitu lho. Hehehe insya allah kalau yang berhubungan dengan Islam aku semangat.



Salam untuk teman-teman pecinta Daily Journalku. Setelah sekian bulan memendam diri dari dunia maya, akhirnya ini lah yang bisa kupersembahkan. Tidak-lain tidak bukan yang bisa aku kerjakan dengan kesepuluh jemariku dan keabstrakan ide yang sebagian persennya untuk para pembaca.



Ada betulnya daily journalku adalah sebuah persembahan kegiatan sehari-hari yang gak penting dibahas teman-teman semua. Makanya ingin ngubah genre ni jurnal menjadi sebuah naskah tinjauan hasil membacaku.

-Contohnya bisa dilihat di note ke tiga dari note yang kalian baca ini-.



Belajar itu wajib. Bukan bodoh atau pintar yang penting menjalankan kewajiban.


Itu salah satu statemen karyaku yang paling aku andalkan jaman ini. Literatur lainnya setelah Bidadari Untuk Akhwat adalah Bacakilat karya Agus Setiawan yang gencar-gencarnya aku selesaikan bulan ini. Karena tergila-gila dengan statemen itu aku sampe niat untuk banyak belajar dari banyak literatur. Jangan sampe 24 jam terbuang sia-sia. Waktu yang tidak bisa ditambah atau dikurangi kecuali maksimal memanfaatkannya.

Kalau teman-teman sekalian mau tau bisa beli bukunya atau tunggu ringkasannya setelah aku selesai baca ya.



Jadi begini kisi-kisinya .



Semakin kita berada pada tahap belajar maksimal, maka semakin maksimal pula waktu yang kita butuhkan. Contohnya saja sekarang ini saya semester lima, sedangkan tuntutan perkuliahan dari awal semester sampai detik-detik menyandang S1 selalu dihantui dengan makalah, makalah, dan makalah....ini memaksa kita untuk membaca literatur banyak setiap harinya. Standar membaca untuk mahasiswa biasanya 20 halaman setiap hari. Apakah kita sudah memenuhi tuntutan itu selaku mahasiswa yang kata-katanya Agent of Change. Wong mau baca tentang sejarah Indonesia saja males, kok mau ngubah-ngubah segala. Begitu lah keadaannya.



Maka saya rekomendasi teman-teman untuk searching tentang ini. Paling tidak menyadari kalau-kalau sekarang banyak cara mudah belajar. Nah itu sedikit iklan.



Pagi ini sampai sekarang jam 12.00 aku gak beranjak dari depan laptop ibna. Bodynya yang ramping dan enak ditenteng-tenteng buat aku betah. Sampe akhirnya nyari lapak sepi buat pdkt dengan pcsamsungnya si kawanku ini. Laptop aku yang bodynya segede gajahnya sensitif dibawa kompromi, takut terlalu diporsir dengan keadaannya yang sudah terdzhalimi majikannya. Lihat aja monitornya udah retak di sudut kiri bawah, sumber energi juga gak bisa intens dapat karena chargernya putus. Haduh, aneh-aneh aja.



Kembali ke topik kita tadinya....???????????? apa emangnya???? Lanjut aja lah pokoknya.

Kalau bisa dipikir-pikir dan dianalisa sepertinya jadwal bacaku emang PAGI. Masih ingat gak pembahasan tentang setiap orang punya jam-jamnya sendiri buat menuangkan ide dalam sebuah tulisan. Ada yang pagi, siang, sore, malam, bahkan sepertiga malam *sekalian shalat malam hihihihi.

Pasti ingatkan...

Dan alhamdulillah nya sekitar sebulan yang lalu ngeliat jadwal kuliah, akhirnya aku punya waktu luang pagi buat nulis dan baca. Tapi setelah sebulan kuliah kok seperti-sepertinya terbantahkan juga oleh bu dosen dan pak dosen ter EM EM yang senangnya ganti-ganti jadwal dari siang jadi pagi, dan seharusnya hari kosong jadi berisi...haduuuuuuuuuuhh puji Allah hwahahahaha...



Jadi kesimpulannya, sampai tulisan ini selesai aku mesih make lapto si ibna. Gak tau ntar posting make modem atau wifi siapa. Semangat pagi emang subhanallah sekali, buktinya aja aku masih betah baca tulis. Sampe terasa laoernya itu tndanya cukup energi kali ini. Jarum jam juga udah nunjukkin tanda perut kosong let’s go lunchean....yuuuuuuuuk.

Wassalam *Mudah-mudahan lekas menyapa teman-teman sekalian – alias keburu diposting nih tulisan.