Kamis, 16 September 2010

E.M.O.S.I

“Ooh tidak!...sebenarnya sudah harus deadline hari ini…aku begitu banyak fikiran sampai-sampai tak satupun selesai difikiranku”,
Dia begitu sulit dijangkau, tapi tetap dirasa…sangat jauh dari pandangan, tapi rasa dekat di hati…Bibir ingin mengucap,,,namun kata-kata tak sampai padanya.
Inilah sajak pecinta tak didengar.
***
Pagi ini berat rasa untuk melangkah ke kampus, padahal sudah dua bulan libur dari kegiatan anak kuliahan pada umumnya. Tapi kuingat begitu banyak amanah dibebankan pada ku. Akhirnya aku beranjak juga dari spring bed empuk yang sejak selesai beres-beres rumah kusandarkan badan ini. Mandi dan memilih baju yang tepat untuk berangkat ke kampus.
Disana kutemui wajah-wajah yang tak asing dan indah rasanya jika kami melepas rindu dua bulan tak bertemu.
Aku pulang.
Rasanya tak ada tersisa canda tawa guyonan teman-teman tadi. Waktu begitu cepat dan aku terpana dengan beberapa curhatan teman yang sangat membuat dadaku sesak.
Aku pikir tak ada lagi pilihan yang memihakku, menguntungkanku, dan yang ingin sengaja untuk aku pilih. Semua berbalik pada pilihan terakhir. Ya pilihan untuk menerima perJODOHan.
Sejenak aku berfikir. Begitu sering aku dapati dadaku sesak karena rasa cinta yang kontiniu tak pernah kudapat. Pandangan pertama – kedua- dan ketiga hilang seketika. Cukup kukatakan ini tak pernah berakhir indah atau sesuatu yang indah tak pernah datang. Rasa penasaran – deg degan- feeling- dan tak pernah akurat.
Aku pernah mendengar beberapa teman yang sedang membuka forum tanya jawab tentang rasa suka, sayang, cinta, pacaran, putus, dan banyak tentang remaja kebanyakan. Sumpah, tak masuk di otakku. Aku hanya bisa mendengar dan mendengar. Merasa dan merasa sampai akhirnya kecewa dan kecewa.
Untung saat ini awal semester, tugas belum menumpuk, setidaknya bisa kuselingi dan kucari sendiri jalan keluar sesak dadaku yang suka kambuh mendadak.
Selamat untuk orang-orang yang telah merasa indah bersama pendamping hidup.
Maaf, untuk seumuranku aku terlalu egois untuk merasakan *maaf lancang aku sebutkan *maaf lagi, aku mau bilang CINTA. Ya ya ya…maaf kalau aku sok dewasa dan sok berani ingin merasa kannya. Tapi sebenarnya tanpa kuminta dia datang dan tanpa kutau dia hilang.
***
Aisayah akan dapat seorang Fahri walau dipertengahan banyak cobaan. Dan Ana akhirnya bersama Azzam setelah menjanda.
***
“aku ingin lanjutkan cerita ini, tapi dadaku tak kunjung sembuh, tetap berdetak kencang, sakiiiit rasanya, kalau akhirnya pilihan terakhir yang tepat kenapa harus melewati pilihan-pilihan yang telah datang hilang dan tak kembali mungkin. Tapi tenang perjalananku masih panjang, tak ada pilihan terakhir sebelum masanya. Tak perlu cemas dan resah karena *maaf, cinta tak sampai”.
Tapi izinkan aku tenang dengan dada ku yang sesak, air mata yang tak mampu lagi menetes, dengan penasaranku yang tak kunjung selesai, dengan kesendirian dan kediamanku sampai semuanya kembali normal.
Dengan nama Allah yang maha mengetahui lagi maha bijaksana, semua kuikhlaskan.