Aku ingin lekas-lekas tidur. Karena esok adalah
Senin. Aku harus kembali pada rutinitasku di Ibu Kota. Tapi seperti kata Wow fakta,
“Orang yang sedang jatuh cinta akan tidur sangat larut.” Mungkin itu lah yang
tengah aku rasa.
Aku tidak bisa berpaling darinya. Padahal itu
sudah cerita lama, tapi wanita dengan jilbab besar itu menghantuiku. Terakhir kali
kami bertemu lebaran bertahun-tahun lalu. Walau aku tau sorot matanya, tapi
tetap tidak pernah sejelas perasaanku padanya.
Malam ini, aku ingin lekas tidur. Jika ada
pesan bbm darinya untuk memintaku tidur, pasti aku akan senang meng-iyakannya. Membalas
secepatnya dengan kata ‘Siap!’ lalu buru-buru menuju kasur. Tapi, hah! Khayalan
saja.
Sudah lama aku tidak merasakan hal seperti ini.
Mungkin juga karena faktor usia. Ketika orang tua bertanya kapan akan segera
melangsungkan ..... ntah lah, berat sekali memang. Untungnya aku laki-laki,
alasan untuk berkarir selalu jadi kambing hitam.
Aku bisa saja melamar wanita itu. Tapi selalu
saja ada cermin yang memaksaku untuk melihat bayanganku di seberang sana. Dan mungkin
ada satu lagi penghalang, hm, apa status wanita itu? Apakah gadis? Janda? Sudah
mempunyai calon pendamping? Sudah dilamar? Atau mereka menyebutnya dikhitbah?
Argh...aku tak peduli. Aku ingin tidur. Jika tidak
bisa tidur aku mau merokok saja! Sambil menyeruput kopi sachet yang kubeli dari swalayan depan rumah.
Secara bergantian rokok dan cangkir kopi naik
turun melalui tanganku. Sepat dan pahit menguasai mulutku. Sembari mengambil posisi
enak di kursi panjang, aku merogoh sakuku dan kutemui smartphone yang hanya dia setia kapan aku butuh. Kuganti personal
message-ku, “Farah, kok ntdlv?!” taktik ku untuk wanita itu chatting bersamaku.
Sialnya, satu jam aku berselonjor di kursi
panjang balkon kamarku, selain rokok dan cangkir kopi, tak kuangkat lagi smartphone itu. Sudah kuduga, bayangan
cermin telah menjawab itu semua.
Aku menatap langit malam dari balkon kamar
kost. Bintangnya jarang-jarang, kalau pun ada satu yang berkelap-kelip. Jika diperhatikan
dengan jelas, ada pergantian kerlingan cahaya dari titik kuning jauh disana.
Hm, seperti wanita yang jauh disana. Waduh! Kalau
begini bisa-bisa aku begadang lagi.
Pukul 01.35 am. Kuselesaikan rokok dan kopi
ini. Lalu berjalan menuju kasur. Aku, beberapa menit lalu seorang yang mabuk cinta.
Tapi yakinlah aku tetap manusia biasa. Walau kopi bisa menjaga mataku, tapi Tuhan
ingin aku tidur. Aku harus....Brakk!!! zzzzz.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar