Selasa, 22 September 2015

Terima Kasih - One Day One Page



Page 12

Beberapa menit lalu, aku berbaring di tempat tidur dan pelan-pelan hendak memejamkan mata. Tapi aku masih memikirkan empat sosok yang dengan sabar serta rendah hati membantu si tutor baru ini. Aku memang sudah hendak tidur. Rencananya setelah browsing materi untuk besok aku mau langsung tidur aja, biar besok fit lagi bertugas, hahaha. Tapi rasanya, kebangetan deh kalau aku gak menuliskan nama-nama orang yagn berjasa banget untuk beberapa minggu ini bahkan sampai beberapa menit tadi.

Aku bersyukur sekali dipertemukan dengan orang-orang ini. Mereka adalah om Uzi, Tika, Pak Edi, Kak Febri, Kak Esther, dan Kak Tika. Dari awal aku seleksi sampai awal mengajar, alhamdulillah mulus berkat arahan beliau-beliau. Kalau tidak ada mereka waduh aku pasti bingung tanya sana-sini yang pastinya bikin repot satu bimbel. Hehehhe.

Terima kasih ya Allah, jika bukan karena kehendakmu gak mungkin bisa bertemu orang-orang rendah hati seperti mereka.

Om Uzi adalah Om ku. Beliau adik kandung mamaku. Om Uzi bertugas di salah satu bimbel nasional sebagai kepala cabang. Beliau yang waktu itu mengajak gabung di Bimbel tempatnya bekerja, tetapi saat itu aku masih ogah-ogahan alias pernah berfikir gak mau jadi guru/pengajar lagi, wkwkwk. Sebagai sesama lulusan Bahasa Inggris mungkin beliau merasa kaderisasi ke aku harus dilakukan. Aku pun mengikut jejaknya, tanpa nepotisme yang pastinya. Mengikuti seleksi sebagaimana calon pengajar lainnya, dan harus terima kata lulus atau tidak lulus.

Di masa-masa seleksi aku banyak bertanya ke Tika. Tika ini teman kuliah S1 dulu. Dia sudah deluan mengajar di Bimbel ini sekitar satu semester lalu. Semua jenis seleksi kutanya tata cara ke Tika, mulai dari Tes Tulis sampai TPM calon pengajar. Alhamdulillah Tika dengan rendah hati mau terus balasin bbm dan angkat telepon dari si yang gak tau apa-apa tentang dunia bimbel ini hahah. Tahap seleksi pun berakhir.

Beberapa hari berikutnya aku dapat sms dari Pak Edi untuk menghadiri interview. Dan hehehe, aku disuruh tanda tangan kontrak mengajar. Itu artinya aku diterima. Pak Edi memberi arahan standarisasi pengajar, serta mengingatkan untuk terus mengasah kemampuan, karena ilmu saat ini belum tentu cukup mengingat Bimbel adalah sarana kedua mendapatkan ilmu setelah sekolah formal bagi siswa.  Oleh karenanya sebelum mengajar ada yang namanya adaptasi. Ini harus dilewati bagi setiap calon pengajar. Adaptasi ini berguna untuk penyesuaian standarisasi proses belajar mengajar di kelas.

Seminggu, aku tidak dapat kabar kapan aku adaptasi. Sempat juga bertanya-tanya ke teman sekelas di S2 tentang ‘adaptasi’. Kata mereka ‘tunggu aja panggilan dari akademiknya untuk jadwal adaptasi.’ Aku pun setia menunggu. Hehehe, asal gak digantung aja lah.

Yang ditunggu pun akhirnya tiba juga, seminggu setelah bertemu pak Edi. Aku dapat telepon dari Kak Esther untuk ketemu Kak Febri. Hahaha, dua orang ini paling unik diantara semuanya. Susah aku deskripsikannya tapi kalau kalian ketemu mereka asli orangnya asik banget. Terutama kak Febri. Dua jam ngeliatin beliau ngajar buat aku kagum banget deh. Keren, asik, lucu, dan efektif banget menggunakan waktu satu jam untuk bisa mengajar, penguasaan kelas, mengerjakan quiz, soal latihan, pake ada acara game-game segala lagi. Widih. Hebat deh pokoknya.

Dan sore hari ini, kak Esther yang mempertemukan aku dengan Kak Tika. Makasih banyak buat kak Tika, atas aqua gelasnya, tutur kata lembutnya, arahan mengisi form nilai dan absen yang cukup ribet tapi beliau sabar. Makasih Kak, makasih banget.

At last, Alhamdulillah, terima kasih ya Alloh, semoga kemudahan, kelancaran dan keberkahan terus yang didapat dari di tempat ini. Aamiin. Masih panjang perjuangan, dan ini baru awal. Bismillah.

3 komentar: