Page 12
Beberapa menit lalu, aku berbaring di tempat
tidur dan pelan-pelan hendak memejamkan mata. Tapi aku masih memikirkan empat
sosok yang dengan sabar serta rendah hati membantu si tutor baru ini. Aku memang
sudah hendak tidur. Rencananya setelah browsing
materi untuk besok aku mau langsung tidur aja, biar besok fit lagi bertugas, hahaha. Tapi rasanya, kebangetan deh kalau aku
gak menuliskan nama-nama orang yagn berjasa banget untuk beberapa minggu ini
bahkan sampai beberapa menit tadi.
Aku bersyukur sekali dipertemukan dengan
orang-orang ini. Mereka adalah om Uzi, Tika, Pak Edi, Kak Febri, Kak Esther,
dan Kak Tika. Dari awal aku seleksi sampai awal mengajar, alhamdulillah mulus berkat arahan beliau-beliau. Kalau tidak ada
mereka waduh aku pasti bingung tanya sana-sini yang pastinya bikin repot satu
bimbel. Hehehhe.
Terima kasih ya Allah, jika bukan karena
kehendakmu gak mungkin bisa bertemu orang-orang rendah hati seperti mereka.
Om Uzi adalah Om ku. Beliau adik kandung
mamaku. Om Uzi bertugas di salah satu bimbel nasional sebagai kepala cabang. Beliau
yang waktu itu mengajak gabung di Bimbel tempatnya bekerja, tetapi saat itu aku
masih ogah-ogahan alias pernah berfikir gak mau jadi guru/pengajar lagi, wkwkwk.
Sebagai sesama lulusan Bahasa Inggris mungkin beliau merasa kaderisasi ke aku
harus dilakukan. Aku pun mengikut jejaknya, tanpa nepotisme yang pastinya. Mengikuti
seleksi sebagaimana calon pengajar lainnya, dan harus terima kata lulus atau
tidak lulus.
Di masa-masa seleksi aku banyak bertanya ke
Tika. Tika ini teman kuliah S1 dulu. Dia sudah deluan mengajar di Bimbel ini
sekitar satu semester lalu. Semua jenis seleksi kutanya tata cara ke Tika,
mulai dari Tes Tulis sampai TPM calon pengajar. Alhamdulillah Tika dengan
rendah hati mau terus balasin bbm dan angkat telepon dari si yang gak tau
apa-apa tentang dunia bimbel ini hahah. Tahap seleksi pun berakhir.
Beberapa hari berikutnya aku dapat sms dari Pak
Edi untuk menghadiri interview. Dan hehehe, aku disuruh tanda tangan kontrak
mengajar. Itu artinya aku diterima. Pak Edi memberi arahan standarisasi
pengajar, serta mengingatkan untuk terus mengasah kemampuan, karena ilmu saat
ini belum tentu cukup mengingat Bimbel adalah sarana kedua mendapatkan ilmu
setelah sekolah formal bagi siswa. Oleh karenanya sebelum mengajar ada yang
namanya adaptasi. Ini harus dilewati bagi setiap calon pengajar. Adaptasi ini
berguna untuk penyesuaian standarisasi proses belajar mengajar di kelas.
Seminggu, aku tidak dapat kabar kapan aku
adaptasi. Sempat juga bertanya-tanya ke teman sekelas di S2 tentang ‘adaptasi’.
Kata mereka ‘tunggu aja panggilan dari akademiknya untuk jadwal adaptasi.’ Aku pun
setia menunggu. Hehehe, asal gak digantung aja lah.
Yang ditunggu pun akhirnya tiba juga, seminggu setelah bertemu pak Edi. Aku dapat
telepon dari Kak Esther untuk ketemu Kak Febri. Hahaha, dua orang ini paling
unik diantara semuanya. Susah aku deskripsikannya tapi kalau kalian ketemu
mereka asli orangnya asik banget. Terutama kak Febri. Dua jam ngeliatin beliau
ngajar buat aku kagum banget deh. Keren, asik, lucu, dan efektif banget
menggunakan waktu satu jam untuk bisa mengajar, penguasaan kelas, mengerjakan
quiz, soal latihan, pake ada acara game-game segala lagi. Widih. Hebat deh
pokoknya.
Dan sore hari ini, kak Esther yang
mempertemukan aku dengan Kak Tika. Makasih banyak buat kak Tika, atas aqua
gelasnya, tutur kata lembutnya, arahan mengisi form nilai dan absen yang cukup
ribet tapi beliau sabar. Makasih Kak, makasih banget.
At last, Alhamdulillah, terima
kasih ya Alloh, semoga kemudahan, kelancaran dan keberkahan terus yang didapat
dari di tempat ini. Aamiin. Masih panjang perjuangan, dan ini baru awal. Bismillah.
your welcome..
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBembeng sering banget komen, jadi terharu. Ntar gantian yak... :)
BalasHapusMakasih sudah berkunjung