Page 9
Pagi ini aku dapat pesan ingkat dari junior di organisasi kampus dulu. Isinya minta kesediaan aku untuk jadi pemateri penulisan berita online. Hihihihi, aku jadi agak-agak gimana gitu. Secara udah lama tidak bergelut di dunia Jurnalistik, sekitar satu tahunan. Tapi untuk menulis aku usahakan tetap komitmen.
Ya, berbicara tentang komitmen, seolah mengingatkan ku pada pepatah ‘alah bisa karena biasa’. Aku yakin komitmen membuat seseorang akan berungguh-sungguh mencapai sesuatu yang dikomitmenkan.
Contohnya saja dalam menulis, jika memang komitmen untuk terus menulis, apa yang menjadi niat awal berkomitmen insya Allah akan dicapai. Seorang penulis tidak akan menjadi penulis jika tidak punya komitmen dari awal. Tidak akan pernah ada panggilan Penulis bagi orang yang tidak menulis. Seperti guru yang dikenal dengan aktivitas mengajarnya, suster yang merawat orang sakit, seniman yang menghasilkan karya seni, dan lain-lain.
Tapi memang menulis ini sesuatu yang universal sekali. Jangan salah lho, kalau seorang guru bisa juga disebut penulis, dokter pun begitu, suster dan seniman bisa saja mempublish tulisan mereka di media atau buku dan lain sebagainya.
Jadi, kamu Lulu jangan berbangga hati dulu dengan konsitensimu di dunia bahasa lalu mengkultuskan diri sebagai penulis hanya karena menulis catatan harianmu, ternyata di luar sana banyak penulis yang tidak berlatar belakang jurusan bahasa. Hayo, kamu mau bilang apa? Kalau mereka lebih berkomitmen menulis untuk mendukung profesi mereka dibanding kamu yang anak bahasa dan Cuma bisa menulis? Hahahaha. Kalah saing pastinya.
Seperti mba Puput Utami yang konsern di dunia fashion. Mbak ini salah satu anggota Hijab Community, dan kebetulan beliau ini ternyata istrinya abang teman aku, dan baru melangsungkan pernikahan semalam, 13 September. Mbak Puput termasuk yang sangat komitmen pada dirinya. Ia suka menulis dan suka fashion. Menuliskan semua pengetahuannya tentang fashion dan tentunya hijab dalam blognya Pupututami.com. Ini mengangkat namanya menjadi begitu exis di kalangan remaja yang sedang trend dengan istilah Hijab. Kunjungi saja instragramnya atau blognya, kamu bisa tau seberapa banyak orang yang mengenal beliau, salah satunya karena ia punya komitmen. Baik itu di dunia fashion maupun literasinya.
Jauh banget rasanya kalau berkaca dari mbak Puput yang sama sekali gak kenal dan jauh dari Medan. Aku sendiri punya teman yang aku kenal dia gak banget untuk bisa menulis novel, tapi perkiraanku salah. Laki-laki ini dua tahun lalu barter novel denganku dan punya alasan belajar dari Perahu Kertasnya mbak Dee untuk memulai novel yang digarapnya, lalu mempublishnya di blog dan mencetak bukunya. Lalu aku bisa ngejudge kalau dia aanak Medan yang mencetak buku genre nonfiksi novel satu-satunya di kota Medan di bulan Agustus. Habib memang dikenal dengan pemikirannya, dia si tukang mikir, dia tergila-gila pada matematika dan disain grafis, dia juga menggilai buku, mungkin ini juga yang mempengaruhi Habib untuk komitmen menulis. Ia punya banyak pemikiran yang harus dituangkan, dan untuk novelnya aku yakin itu hasil perpaduan kecintaannya pada buku dan pikiran-pikirannya. Dan yah, jadilah ia seorang novelis. Kalian bisa kunjungi blognya di HabibThink.com
Ini ada cerita lagi dari orang yagn dekat dengaku saat Tsanawiyah dulu. Dia bukan penulis tapi punya komitmen yang luar biasa. Nurul Nijar Anggraini, sering kami panggil Nyaik, beliau ini teman sekelas plus teman satu genk. Aliyah kami pisah sekolah, kuliah pun tak sama dan sampai sekarang kami jarang jumpa. Malah Nyaik lebih sering komunikai dengan kakakku yang satu profesi iseng-iseng degnannya. Heheh, Olshop. Ini anak juga bagian dari Hijabers Indonesia. Nyaik dari dulu memang komitmen menjadi seorang desiner. Aku tau cita-citanya sejak di bangku Tsanawiyah, dan aku lihat sekarang itulah Nyaik. Kuliah di ibukota membuat cita-cita semakin kelihatan. Secara ibu kota, semua trendsetter Indonesia bergumul disana, dan Alhamdulillah ini menjadi jalannya beliau. Nyaik juga sudah punya brand dan butik sendiri. Aku acungin jempol utnuk gadis manis ini. Dia juga pernah bilang mau komitmen menulis, dan aku yakin dengan modal komitmennya di hijab fashion juga akan mengantarkan tulisannya untuk dapat dinikmati orang lain seperti hijab hasil disainnya.
Dan sebenarnya aku punya segudang teman yang karena komitmen mereka, mereka menjadi apa yang mereka inginkan. Kerja keras, pantang menyerah, terus belajar, berdoa, disiplin, menerima maukan adalah ciri-ciri orang yang mempunyai komitmen kuat. Salut untuk itu semua.
So, punya komitmen jangan ditunda-tunda, kalau tidak diwujudkan dari sekarang kapan lagi? Malu sama mereka yang udah memulai komitmennya dari dulu, padahal umur gak jauh beda, tapi hasil mengapa mereka yagn deluan merasakannya? Ya karena komitmen tadi.
Semangat Money Day, memulai Komiten!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar