Sabtu, 17 November 2012

Demi Tabula Mimpi #1


Kesendirian membuat aku sadar untuk segera membongkar tas mama. Kutemukan buku dengan kover hijau toska bertuliskan “Sang Pemimpi” dengan tinta kuning. Nama penulisnya pun tertera jelas ANDREA HIRATA dengan huruf kapital. Di paling bawah kover ada informasi bahwa “Sang Pemimpi” adalah novel kedua dari tetralogi Laskar Pelangi. Laskar pelangi sudah sering kudengar, bahkan aku punya vcd originalnya. Tapi aku tak tau bagaimana versi novelnya.

Malam ini ketika keberangkatan kami ke Pakam (rumah baru kakakku bersama suaminya) berakhir, aku dirundung sebuah angan-angan. Angan-angan untuk tetap berdiri dengan impian awal menjadi seorang penulis hebat. Melihat kondisi seperti ini aku tidak akan pernah ingin menjadi manusia yang biasa-biasa saja. Umurku masih sangat muda, umurku juga umur dimana anak muda sepertiku sudah tak lagi menengadahkan tangan ke orang tua. Itu lah mengapa ku bongkar tas mamaku. Untuk mencari uang, Ooops bukan, tentu saja untuk mencari novel “sang pemimpi” yang masih akan dibacanya.

“Sub bab” di novel ini diganti oleh Andrea dengan kata “mozaik”. Sekitar pukul 10 pagi tadi aku hanya menyelesaikannya sampai mozaik 3.

Di mozaik 1Beginikah Seorang Pemimpi Melihat Dunia?. Aku belajar dari Arai tentang cara pandangnya melihat dunia. Dalam keadaan sesempit apapun masih aka nada jalan jika kita ada kemauan. Lihat kisah Arai, Ikal, dan Jimbron saat dikejar-kejar pak Mustar.

Di mozaik 2 Simpai Keramat. Jiwa seoarang pemimpi tak pernah merasa putus asa, walau harus tinggal sendiri di dunia. Arai masih tetap tersenyum dan berfikir “semakin besar tantangan semakin membuatnya yakin bahwa ini lah hidup yang sebenarnya”. Lihat kisahnya saat ditinggal mati ibu dan ayahnya. Lalu diasuh oleh orang tua ikal yang memang masih ada ikatan saudara.

Di mozaik 3 The Lone Ranger. Seorang pemimpi jitu pun membutuhkan teman. Seorang pemimpi juga akan selalu mencari hal baru dalam hidupnya. Sekilas aku ingat temanku Romi yang sekarang setengah dari keinginannya sudah terpenuhi.

Lalu, apa yang akan kulakukan selanjutnya? Sang pemimpi tidak akan pernah berhenti sampai disini. Sang pemimpi akan mendongakkan kepalanya dari dalam tempurung dan keluar mencari hembusan angin yang bertubi-tubi, sampai kebal wajah dihantam debu yang terbawa angin.

Sampai ketemu di Mozaik selanjutnya. Salamku untuk panitia PENA PERSMA, demi sebuah mimpi yang akan kita lihat, semangat untuk weekend yang tidak kita rasakan hanya duduk berdiam di rumah, tapi berdecak dengan konsep yang telah kita susun. Aku masih di Pakam sampai malam nanti, sampai ketemu di hari Senin.

Jumat, 16 November 2012

ADVERTISEMENT

Tidak punya cukup waktu untuk menerjemah naskah yang ada di tanganmu? 
atau tak punya banyak kemampuan untuk menerjemahkannya? 
Kunjungi PBI4 Service. untuk keterangan lebih lanjut hubungi CP yang tertera.