Rabu, 07 Oktober 2015

Kegilaan Jerawat

Perempuan itu gila. Lebih dari sekedar gila. Pagi tadi ia menyanyi, menari, lalu senyum-senyum sendiri. okelah, mungkin semua orang melakukan itu, tapi ada yang paling tidak bisa ditawar lagi. Ia melakukan semua itu karena tiga jerawat matang yang ada di wajahnya.

Bayangkan, seorang perempuan dengan jerawat di wajah dan jumlahnya tiga. Oh god! Pasti sedih! Pasti uring-uringan. Pasti mencari cara bagaimana menghilangkannya. Tapi sudah kuperhatikan satu malam ini dia malah menyanyi, menari, dan senyum-senyum memandangi jerawat yang satu di pipinya dan dua lagi di keningnya.

Belum cukupkah fakta itu membuatmu juga berfikir perempuan ini gila. Tadi malam ia bilang kepadaku, “Sudah lama gak tumbuh jerawat. Mungkin ada setahun dua tau tiga kali jerawatan. Hari ini ada tiga pula. Cantik.” Ia tersenyum lagi sambil terus memperlihatan jerawatnya kepadaku.

Berbeda dengan perempuan berkaca mata yang sering juga wara-wiri di depanku. Ia pernah mengeluh tentang jerawat, ia kesal. Kadang dikorek-koreknya jerawat itu sampai warnanya merah sekali, yang sebelumnya timbul malah mengempis lalu mengeluarkan darah sedikit.

Tapi perempuan ini, yang kubilang gila itu, sepertinya menjaga betul jerawatnya. Dia minta aku bantu mencarikan mana lagi calon-calon jerawat selanjutnya. Dia bilang ia tambah manis dengan jerawat di wajahnya. Aku diam saja. Membatin, ‘memang sudah Gila...’

Aku pernah melihat orang berkata kalau jerawat itu timbul karena banyak faktor. Bisa jadi karena seseorang stress, terlalu banyak makan kacang atau coklat, alergi kosmetik, polusi udara, atau malas cuci muka. Bisa jadi salah satu faktor itu yang mempengaruhi jerawat tumbuh di wajah perempuan itu.

Tunggu saja beberapa menit lagi. Biasanya ia pulang saat petang seperti ini. Pasti ia akan terus menjumpaiku dan melakukan rutinitasnya, menyanyi sambil menari sedikit lalu menunjukkan jerawat kesayangannya tepat dihadapanku. Entah apa rasanya punya jerawat di wajah. Euy.

Brakk. Tasnya setengah dilemparkannya ke lantai kamar. Perempuan yang tengah kita bincangkan tadi pulang. Ia mendekatiku. Aku sudah tau, pasti masih tentang jerawat. Tapi raut wajahnya berbeda. Ada kesal di dalamnya. Dia bilang, “Kok cepat kali hilangnya?” sambil menunjukkan wajahnya dengan jerawat yang mulai mengempis. Di dalam hati aku berkata, ‘bagus dong.’ Sekali lagi disodorkannya wajahnya ke hadapanku. “Hm, emang dasar gennya begini.” Ia memegangi wajahnya sambil terus menatapku.

Tiba-tiba adiknya, si perempuan berkaca mata masuk.
“Met, udah ilang jerawatku. Cepat kali pun.”
“Ya baguslah.”
“Ah gak seru. Kan kepingin punya jerawat.”
“Ada kurang-kurangnya....” sambil melengos keluar kamar lagi.

Mungkin ia punya makna lain di balik jerawat. Mungkin baginya jerawat adalah tanda.  Tapi tanda apa? Tanda kalau ia stres? Terlalu banyak makan kacang dan coklat? Alergi kosmetik? Polusi udara atau karena ia malas cuci muka? Hahaha atau ada tanda lain? Kan sudah kubilang dia Gila.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar