Page 5
“Jangan banyak tertawa,
karena dapat mematikan hati.”
Sambil membaca dan
membawa buku karya Abdul Wahid, aku berpindah mencari tempat lebih sunyi. Di
tengah mencari ruangan, aku berhenti sejenak di ruang tivi. Ada sosok kocak
pada tayangan televisi tadi. Kocak memang kocak, tawaku pun pecah. Pecah sepecah
pecahnya. Tetiba mataku mengarah ke dinding. Kulekatkan fokus mata pada jam
dinding, jadilah aku masuk ke kamar lagi.
***
‘Mati sudah, mati.
Hatiku mati. Tawaku pecah, mematikan hati. Kini sesal yang menanti.’ Indah nasihat
para ulama, menghidupkan hati. Lembar ke lembar kucari-cari, untuk mengisi hati
yang sunyi.
Sudahlah kudapat ide
menulis. Kukerahkan perasaan hati untuk mendongkrak makna tersembunyi. Namun
rugi bertubi-tubi, sudahlah dapat cacian maki, kini Tuhan pun murka lagi.
Awalnya aku memang
hendak menulis untuk malam ini. Tulisan sebuah penyesalan diri. Sepertinya aku
melakukan hal yang salah, karena aku tak sesuaikan perkataan dan perbuatan.
Memberi nasihat untuk orang lain, padahal diri lebih –lebih harus diperbaiki.
Namun buku yang
zhahirnya udah kuselesaikan berkali-kali itu sulit untuk dilacak halamannya.
Aku sengaja mencari-cari lembar nasihat yang tepat, tapi hati yang mati memberi
arti. Memberi arti bahwa keburukan tak akan pernah menemukan kebenaran.
Begitulah ganjaran bagi
orang yang melakukan kesalahan dengan pengetahuan.
Kucari lagi. Terus
kutelusuri lembar per lembar. Bukannya yang aku cari, tetapi nasihat lain yang
seolah menyindir diri.
Kutemukan yang pas, tapi
angin meniup lembarnya dan hilang lagi. Kucari lagi, lagi-lagi menyentil diri.
Barulah kusadari,
“Celakalah seseorang
yang paham dan tahu bagaimana membersihkan orang lain, sedangkan dirinya buta
untuk membersihkan dirinya sendiri. Bagaimana mungkin seorang yang buta dapat
memimpin orang lain?”
Kata Imam al-Ghazali,
‘Makhluk yang paling mulia di dunia ini adalah manusia, dan bagian tubuh
manusia yang paling mulia adalah hati.’
Maka lepaskanlah dirimu
darinya (dari hal-hal yang dapat merusak dan mematikan hati) dan kembalikanlah
hatimu kepada al-Haqq.
#OneDayOnePage
Tidak ada komentar:
Posting Komentar