Kamis, 09 April 2015

My Home is My Office – One Day One Page

Page 1

Tiga bulan sudah aku terus di rumah. Tanpa ada rutinitas kantor bersama partner kerja atau manager programe. Tiga bulan aku habiskan mantap menjadi asisten rumah tangga, pergi mengaji agama, dua minggu sekali ikut mama ke kelompok wirid-annya, dan selama tiga bulan ini pula banyak sekali acara atau kegiatan sosial yang mengharuskan masak-memasak di rumah. So, it’s perfect.

“Cita-cita awak mau jadi ibu rumah tangga.” Itu lah kalimat yang pernah terucap spontan yang akhirnya aku sadari, ‘apa benar tiga bulan ini menjadi training-nya sebelum benar-benar terjadi?’. We never know what God wants.

Sebelum akhirnya kontrak kerja berhenti, aku memang belum terlalu ambisi untuk bekerja lagi. Karena yang aku tahu selama bekerja justru Ngaji yang terbengkalai. “Setelah selesai kontrak ini, Lulu mau ngaji dulu,” bilang gitu ke mama dan abah.

Takut jadinya malas, rutinitas membabu dan bertanam rutin dilakukan. Aku juga heran kenapa sih, mantap dan merasa pekerjaan rumah itu memang mungkin belum pernah aku tekuni seserius ini. Sebagai anak Pers, rasa ingin tahu dan menghargai setiap pekerjaan itu benar-benar timbul.

Aku fikir, aku itu apa ya,,,mungkin sok jadi orang aneh kali ya…atau gini, karena melihat di beberapa Negara maju ternyata seorang Cleaning Service, Kuli Bangunan, Peramu Saji, Tukang Kebun, terlihat sangat sangat professional, dan diakui keberadaannya. Mungkin itu tadi yang membuat aku, apa ya jadi ingin merasa atau ah apa ya…

Atau bisa jadi ini nih,,,Jurnalistik. Setelah aku ketemu Romi dan Masuk ke dunia tanpa Kompromi, aku gak bisa kompromi untuk ingin sesuatu. Mungkin gak banyak yang sudah aku lakukan tapi yang satu ini paling gak bisa terlupakan sampai aku tulis juga dalam sebuah note, boleh dicek aja di fb aku, kalau aku akhirnya MAKAN JENGKOL.

Penasaran, ingin tahu, nekat, berani,,,dan banyak istilah lain yang buat aku bisa memutuskan suatu hal dengan komunikasi yang baik ke kedua orang tua aku sekarang. Kebayang gak dulu aku yang punya prinsip ‘Gak Suka Curhat’ karena takut dianggap lemah, tau-taunya sekarang ‘Sikit-Sikit Cerita’.

Yah, sedikitnya itu lah yang menjadi alasanku saat ini, walau sebenarnya banyak alasan dan pertimbangan lainnya yang nanti di-share kembali lain waktu.

Kalau mau lihat-lihat tanaman aku, bisa cek aja di fb, atau beberapa makanan yang fotonya ku-upload. Atau ada juga kitab, buku, dan beberapa kegiatan yang orang kantoran pergi pagi pulang petang aku yakin gak ngelakuin itu kecuali pada weekend.


Terus kenapa tiba-tiba aku tulis ini, gegara Bunda Helvy bilang ‘Saya biasakan menulis sehari selembar, jadi satu tahun sudah ada 356 halaman, menjadi buku.’ Haduuuuh akunya teringat sudah lamaaaaa banget tidak nulis. Bismillah… 

#OneDayOnePage

Tidak ada komentar:

Posting Komentar