Page
2
Masa kecilku dihabiskan di tiga tempat. Sejak bayi
hingga TK, kami sekeluarga masih tinggal di rumah Nenek, di Medan. Nenek punya
halaman yang banyak jenis ragam tanaman. Memang tidak seluas rumah Nenek di
Serbelawan. Namun jenis tanamannya beragam dan tak cukup waktu sedikit untuk
menjelajahi tanaman Nenek satu per satu. Mulai dari bunga warna-warni, tanaman
obat-obatan/jamu, pepohonan buah, tanaman kaktus, sayuran sederhana seperti
daun seledri, daun katu, dan lain-lain. Yang paling aku sukai adalah dasarnya
yang tanah. Tanah hitam. Hm, aroma tanah di pagi itu aroma paling natural. Taman
nenek, taman yang paling indah.
Memasuki sekolah dasar, aku tidak lagi tinggal di
rumah Nenek. Mama dan Abah sudah membangun rumah jauh dari rumah nenek. Di
Diski, sebelum Binjai. Tidak serupa dengan di Medan, perumahan ini masuk ke
pelosok kampong. Tapi rapih, alami, masih ada lembu, kambing, padang rumput.
Asri.
Disini Lulu kecil sangat dekat dengan alam.
Istilahnya Close to nature. Tepat di
depan rumah kami ada sebidang tanah kosong. Disitu pula sempat 3-4 kali abah
memanen padi. Keren kan. Kacang panjang juga pernah, jagung juga pernah
seingatku, dan sayuran lain. Abah bukan petani tetapi orang tuanya petani,
sejak kecil juga sering membantu orang tua. Bersyukur mempunya skill seperti itu, jadi lahan kosong
bisa bermanfaat.
Setelah 4 atau 5 tahun kami kembali hijrah ke Medan.
Walaupun tinggal di Diski semua urusan sekolah dan pekerjaan ada di Medan, mau
tak mau orang tuaku menyewa rumah sekitaran HM. Jhoni, zona ini cukup strategis
bagi aktifitas kami sekeluarga. Halamannya tidak terlalu lebar tapi memanjang.
Namun cukup untuk meletakkan koleksi tanaman Mama saat di rumah Diski. Dia
minta ditempahkan rak kayu bertingkat untuk menisiasati halaman yang tidak
lebar. Aku paling ingat waktu itu sedang musim mawar aneka jenis, aku gak
terlalu paham tapi lumayan beragam corak warna yang dikoleksi. Menanam tanaman
dan menyiraminya sudah menjadi rutinitas yang tidak terlupa. Tapi yah namanya Lulu
kecil masih anak-anak, kadang disuruh menyiram bunga malas.
Terus sampai umurku 16 tahun, barulah pindah di
rumah yang sekarang. Sisa masa kanak-kanak kurang 1 tahun lagi.
Hehehe, mungkin itulah yang mempengaruhi aku untuk
senang dengan tanaman, tumbuhan, alam. Kebetulan Mama juga lulusan Prodi
Biologi, dan saat mengandungku mama sedang riset jadi agak-agak menular lah
mungkin istilahnya.
Beberapa bukti kalau aku cinta alam. Di kamar ada
karpet yang tekstur atasnya itu mirip rumput, jadi seolah-olah aku berada di
tanah lapang. Pohon, bunga, isi lautan juga bisa ditemui di kamar dalam
perwujudan makhluk halus, eh salah stiker dinding maksudnya. Aku juga suka
laut, tapi nanti di halaman yang lain aku cerita tentang laut. The point is NATURE lah.
Kenapa akhirnya aku cerita tentang ketiga rumahku
dahulu. Karena tadi siang ada kunjungan ke rumah Diski, sekilas mengenang rumah
masa kecilku.
#OneDayOnePage
Tidak ada komentar:
Posting Komentar