Minggu, 22 November 2015

Proposal Cinta I

Berikut paragraf yang aku kutip dari buku Allah, Inilah Proposal Cintaku karya Ahmad Rifa’I Rif’an.

Perlu remaja putri ketahui, laki-laki yang memilih pacaran ketimbang menikah, adalah laki-laki yang mempunyai rasa tanggung jawab yang kurang, minimal takut memikul tanggung jawab dengan berbagai alasan, seperti masih kuliah, belum bekerja, belum siap mental, dll. Tapi di lain pihak ia ingin menikmati sesuatu dan “menyalurkan sedikit” kebutuhan secara gratis, tanpa tanggung jawab penuh. Apakah ini laki-laki yang baik? Belum lagi dosa-dosa yang harus ditanggung akibat pacaran tersebut beserta kafarahnya.

Paragraf ini ada di halaman 49. Paragraf inilah yang membuatku tidak bisa tidur. Karena ingin sekali menulisnya.

Dari lubuk hati yang paling dalam, aku ama sekali tak berniat menakut-nakuti, tetapi paragraf itu seolah memang membuka hati dan fikiran bahwa tak pernah adanya Pacaran dalam Islam, sekalipun Pacaran Islami. Betulah Islam tak pernah menganjurkan berpacaran, karena paragraf diataslah yang akan terjadi.

Lalu, yang paling menyayat hati adalah, fokus paragraf itu kepada perempuan. Paragraf itu mengingatkan perempuan, bahwa laki-laki menginginkan  sesuatu dari perempuan. Dan kalian tahu? Secara gratis. Mereka tidak menikahi perempuan, mereka tidak ada ikatan apa-apa dengan perempuan, kenal pun sebelumnya entah dari mana. Tapi lihat yang terjadi, secara GRATIS, GRATIS perempuan begitu rela memberikan sesuatu yang diinginkan laki-laki asing.

Bisa jadi laki-laki tidak gratis menikmati sesuatu dari perempuan. Mungkin perempuan  pergi menemani laki-lakinya ke suatu tempat makan, tempat perbelanjaan, tempat nonton, dengan imbalan dibayari makan, belanja dan nonton. Persis perempuan bayaran.

Yang lebih ironi, ketika orang tua atau saudara kandungmu membutuhkan bantuanmu, perempuan begitu jual mahal untuk rela melakukannya. Begitukah perempuan yang kau lihat di cermin saat ini? begitu hina bukan.

Lalu jika dilihat dari sudut pandang kriminal. Perempuan seolah menjadi korban. Korban laki-laki atau bisa jadi korban kebodohan dan rendahnya harga diri mereka sendiri. Dimanakah posisimu perempuan? Benarkah kau perempuan gratisan atau bayaran? Atau tidak keduanya?

Jika tidak, berkahilah bubungan itu dengan sebuah pernikahan. Jika belum saatnya, putuskan. Putuskan diri untuk senantiasa diperbaiki, dipantaskan, dan dipersiapkan.


4 komentar:

  1. sihiy kakak ini nerbitin buku ya, penasaran pengen bacanya,

    proposal cinta

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin,,,aamiin,,,aamiin...tapi yg direview barusan bukan buku saya :P

      Hapus
  2. nice...
    No Pacaran..
    Yes Menikah..

    BalasHapus