Jumat, 27 Desember 2013

Waspada! Setan Tak Mau Kalah

Harus kita sadari dimanapun dan kapanpun kita berada Setan tak akan membiarkan manusia berbuat baik. Sekalipun manusia itu sedang dalam keadaan iman yang tinggi maupun rendah. Setan akan senantiasa mencari celah, mencari kelemahan seseorang sampai akhirnya manusia ini terperangkap.

Saya membaca sebuah buku Bila Cinta, Datanglah Pada Orang Tuaku tapi disini bukan saatnya membicarakan cinta. Ada beberapa kutipan yang akan saya sharing terkait rayuan setan di kehidupan sehari-hari. Teori ini secara tidak sengaja saya temukan dalam buku ini.

Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah mengemukakan enam tahapan yang dilalui setan dalam menyesatkan dan memperdaya manusia.

Tahap pertama ialah ajakan untuk kafir dan musyrik kepada Allah. Kalau yang diajak itu muslim-muslimah sejati, yang iman di dalam hatinya teguh tak tergoyah, tidak dapat dikafirkan apalagi dimusyrikan, maka setan melangkah ke tahap yang kedua.

Pada tahap ini, setan menyesatkan manusia melalui godaan untuk ngelakuin hal-hal yang termasuk bid’ah. Kalau godaan mereka dilakukan kepada  orang yang kokoh dan istiqomah mengikuti ajaran Rasulullah Saw., maka setan melangkah pada tahap yang ketiga. Yaitu, menjebak orang Islam agar terjerumus melakukan dosa-dosa besar. Kalau yang bersangkutan juga memiliki iman yang teguh sehingga godaan itu sama sekali tak membawa hasil, maka setan tidak akan pernah berputus asa dan ia segera beralih ke tahap keempat.

Pada tahap ini, setan akan menjebak manusia agar ngelakuin dosa-dosa kecil. Dan jika pada tahap ini manusia juga tidak tergoda, maka setan akan menggunakan strateginya yang kelima, yakni menyibukkan manusia kepada masalah-masalah yang mubah (boleh). Seseorang yang menghabiskan waktunya untuk urursan-urusan yang mubah, maka dampaknya mereka akan lupa menunaikna perbuatan-perbuatan yang dicintai Alloh. Misalnya, frekuensi membaca alquran lebih sedikit daripada aktivitas menonton film.

Kalau tahap kelima ini juga gagal, maka setan akan melanjutkannya ke tahap keenam. Yaitu dengan menyibukkan manusia dalam urusan-urusan yang kurang beremanfaat atau yang manfaatnya lebih kecil sehingga dampak persoalan yang lebih penting dan yang lebih baik jadi tertinggalkan dan terabaikan.

***

Nah, sering kali manusia cepat merasa puas dengan pencapaian iman yang secara kasat mata menurtunya telah ia capai. Tapi ketika manusia itu merasa bahwa imannya sudah tinggi maka setan pun datang.

Siangnya si manusia menghitung-hitung kesalahan yang ia perbuat kepada orang lain. Rasa puas pun ada ketika frekuensi perbuatan salah berkurang. Ketika sore hari menjelang, rasa hati lelah menjaga diri dari perbuatan buruk pun lolos, saat itulah setan datang mendekat.

Manusia yang mempunyai hobi mendengarkan musik kalau bisa sesegera mungkin menyimpan headset-nya jauh-jauh. Karena musik bisa melalaikan, apalagi bila lirik lagu yang didengar juga mempunyai makna yang kurang baik.

Tapi siapa sangka, entah dapat teori dari mana mendengarkan musik merupakan salah satu cara yang bisa menenangkan hati. Jadilah si musik menemani relaksasi setelah seharian melakukan banyak kebaikan.

Selera musiknya pun berbeda, ia lebih memilih yang gebukan drum-nya keras, string yang melengkin di telinga, serta punya makna lirik yang tak karu-karuan. Diputar berulang-ulang, karena mendengarkan musik juga tidak bisa sekali dua kali. Terus berulang-ulang dan diulangi lagi. Bahaka mencari lagu-lagu trend terbaru. Insya Alloh musik banyak mempengaruhi alam bawah sadarnya untuk membelot.

Sampai begitulah setan tak pernah mau mengalah. Setan akan mencari celah-celah kelemahan manusia, sampai manusia benar tak berdaya.


Anda pernah merasakan? Itu bagus, karena ‘pernah merasakan’ berarti Anda sadar bahwa ada yang tidak beres. Ketika manusia sudah merasa tak beres, segeralah kembali pada-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar