Jumat, 27 Desember 2013

Khalwat dan Hormon Kortisol

Mengapa laki-laki dan perempuan dilarang ber-khalwat? Jika dirujuk dalam agama jelas tak boleh. “Tidaklah seorang laki-laki bersepi-sepi (berduaan ) dengan seorang wanita, kecuali yang ketiga dari keduanya adalah setan.” [Ahmad, Turmuzi, Annasai | Shahih]

Lagi-lagi secara tak sengaja, teori ini aku temukan dalam buku Bila Cinta, Datanglah Pada Orang Tuaku. Selain merunut pada masalah percintaan, teori-teori ini tolong dijadikan itibar kita semua.

Hadits diatas bukan jarang kita dengar, tetapi lebih dari sekedar sering. Sampai pada akhirnya banyak yang menyepelekan ‘apakah benar atau tidak’. Tentu jika ingin dibuktikan setan bisa saja menyamarkan hasil percobaan kita.

Ada yang mengatakan ‘jika diantara keduanya ada Alloh’ bagaimana? Ya bagaimana? Ingat saja, bahwa setan senantiasa membisikkan keburukan sekalipun konteksnya sedang berbuat baik, seperti berdiskusi dan belajar agama sekalipun. Toh itu kamu yang merasakan, masak iya kamu mau bohong sama diri kamu sendiri.

Okelah kalau kawan-kawan tak sepenuhnya menganggap teori ini benar. Bisa kita buktikan dengan ilmiah.

***

Baru-baru ini, sebuah penelitian membuktikan akan bahaya berkhalwat tersebut. Para peneliti di Universitas Valencia menegaskan bahwa seseorang yang berkhalwat dengna wanita akan menyebabkan kenaikan sekresi hormon kortisol.

Hm, baik. Sebelum pembahasan kita jauh, kita review dulu khaltwat itu apa. Berdua-duaan antara seorang pria dan wanita yang bukan mahram

Khair, kita lanjut lagi ya. Hormon kortisol adalah hormon yang bertanggung jawab terhadap terjadinya stres dalam tubuh.

Para ilmuan mengatakan bahwa hormon kortisol sangat penting bagi tubuh dan berguna untuk kinerja tubuh, tetapi dengan syarat mampu meningkatkan proporsi yang rendah. Namun, jika meningkatnya hormon kortisol itu meningkat dan berulang terus, maka yang demikian dapat menyebabkan penyakit serius, seperti penyakit jantung dan tekanan darah tinggi, serta berakibat pada diabetes dan penyakit lainnya yang mungkin meningkatkan nafsu seksual.

Dikemukakan para peneliti dalam sebuah Daily Telegrapgh, “Cukuplah Anda duduk selama lima menit dengan seorang wanita. Anda akan memiliki proporsi tinggi dalam meningkatkan hormon tersebut.”

Para peneliti tersebut juga mengemukakan bahwa stres yang tinggi hanya terjadi ketika seorang laki-laki berkhalwat dengna wanita asing (bukan mahram), dan stres tersebut akan terus meningkat pada saat wanita yang memiiki daya tarik lebih besar! Tentu saja, ketika seorang pria bersama wanita yang merupakan saudaranya sendiri atau saudara dekat atau ibunya sendiri, tidak akan terjadi efek dari hormon kortisol. Seperti halnya ketika pria duduk dengan seorang pria aneh, hormon ini tidak naik.

Selain itu juga dikatakan bahwa pria ketika ada wanita asing di sisinya, maka ia bisa membayangkan bagaimana cara membangun hubungan dengannya. Nabi Saw. mengharamkan khalwat karena beliau melalui syariat ini menginginkan kita menghindari banyak penyakit sosial dan fisik. Ketika seorang beriman mampu menghindari diri dari melihat wanita (yang bukan mahram) dan menghindari diri dari berkhalwat dengan mereka, maka ia mampu mencegah penyebaran moralitas sekaligus melindungi masyarakat dari penyakit epidemi dan maslah sosial, serta mencegah individu dari berbagai penyakit buruk lainnya.

***

Hehehe, bagaimana kawan-kawan. Mungkin kita banyak berkelit ketika aturan Alloh yang tak kasat mata dihujatkan ke kita. Tetapi ketika teori ilmiah dilontarkan masak iya kita jadi malah ragu.

Sekarang kan elok manusia meragukan firman-Nya, hukum Alloh beum terlihat. Itu kan nanti di akhirat . dan segala macamnya. Tapi memang jika ingin dibuktikan secara ilmiah hukum Alloh tak pernah salah.

Jadi gini, aku sempat berfikir  ‘bagaimana yak kok bisa pekerja asusila dengan gampang memuaskan nafsu si pria hidung belang?’. Ya kurang lebih aku cari-cari jawabannya ya karena reaksi hormon ini. Rekasi hormon ini disebabkan dengan adanya pedekate si hidung belang dengan si pekerja asusila. Mulanya ngobrol, udah klik 5 menit, berlanjut dengan hal-hal haram lainnya. Sampe pada akhirnya klimaks. Na’udzubillahimindzalik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar