Jumat, 18 Februari 2011

A Desicion adalah Sebuah Keputusan

Kebebasan membuat aku lupa.

Ibarat anak manja, aku terlena kebebasan.



Terkejutnya adalah ketika bebas memilih namun disalahkan. Untuk terlalu haus dengan kesempatan akhirnya dilemahkan. Mengingat hanya bisa berencana dan bergantung pada besok.

Siang ini satu harian aku habisi dengan istirahat. Kamar, meja makan, kamar, musholla, kamar, ruang tivi dan kamar lagi. Bisa dihitung berapa jam mataku melek.

Badan masih kaku bekas jejingkrakan dua hari satu malam, ibarat jadi ALi [Anak Liar], mulai dari begadang, keata-ketiwi, manjat sana manjat sini, daki sana daki sini, plus gak mandi, masuk angin pula, ditambah sebelum pergi pilek udah nyusul deluan. Sadar badan segede upil.

Mungkin sudah saatnya mematahkan kegiatan spektakuler. Terlalu berwarna sebelumnya. Khawatir dengan keadaanku. Yang biasanya dijalani dengan badan cabe rawitku. Kecil tapi pedas. Sekarang istrahat sejenak. Tidak masalah bukankah dalam sakitpun diberi kemudahan. tetapi setidaknya menyadarkan bahwa menjaga juga penting. [Sehat itu Kaya]

Lebih sakitnya lagi suatu keputusan disangkut pautkan dengan hal-hal yang membuatku berubah pikiran, dari istirahat tenang menjadi gelisah. Satu kelemahan yang aku pikir ingin cepat-cepat mengubahnya. TERLALU AMBIL PUSING DENGAN SIKAP ORANG LAIN. Membatasi ruang gerak saja rasanya. Menghabiskan waktu saja kesannya. Negative thinking bawaannya.

Satu pertanyaan, Mengapa Kebaikan jarang dilirik ketimbang Keburukan? padahal ada beberapa hal penting diantaranya Mengingat Kebaikan Orang Lain dan Melupakan Kebaikan Diri Sendiri.

Mungkin catatan ini hanya tersirat. Tak banyak orang memang bisa melihat suatu hal yang bisa AKU PUTUSKAN. mulai darimana menilai suatu hal, itu penting atau tidak. Memilih AKU atau suatu KEPUTUSAN.

AKu hanya ingin bilang "Aku pilih istirahat"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar