Minggu, 20 Maret 2016

Farah dan Mantel Inspirasi

Assalamu’alaikum....Halloooo, gue nulis lagi...ada apa dengan gue? Kok ngadat ngeblog? Hehehe, sok sibuuuuk. Dan sebenarnya malas ngeblog....gak boleh malas-malas ya...
Yak cukup kangen-kangenannya.

Oke, hari ini lumayan lengang, dan gue berniat kuat untuk ngeblog. Setelah,,,,ah sudahlah. Dan postingan terakhir gue tentang tugasnya Prof. Berlin kan..heheheh, akhirnya judul gue diterima walau harus ada yang direvisi lagi. Ini bukan judul thesis gue, tapi tugas pembuatan judul thesis untuk mata kuliah riset kuantitatif. Dan gue sempat janji untuk posting tugas gue kan, maaf gak bisa tepati ya. Karena ternyata kurang asik aja rasanya klo diposting. Mendingan kita ngomongin hikmahnya aja hehehe.

Berbicara tugas ini, ada beberapa teman gue yang sudah diterima beberapa kali tugasnya oleh prof kesayangan kami itu. Namanya Farah. Salah satu teman yang paling dekat sama gue di kampus. Orangnya lumayan humble, lumayan modis, dan sangat rapih. Tapi suka pake jalan pintas, hekehekhekeh. Gue harap dia baca postingan gue yang ini. Biar ada manis-manisnya gitu (iklan lemineral).

Ngomong-ngomong tentang Farah, lumayan ada beberapa hal yang bisa membuat gue termotivasi dari beberapa yang dia punya. Salah satunya mantel hujan ehehekekkek. Yup, aku terinspirasi beli mantel hujan yang bahanya plastik asoy dan untuk bagian lengannya menggunakan karet gelang biar rekat di pergelangan dan gak kemasukan air hujan. Kebayang gak sama kalian itu mantel yang gimana? Kalau penasaran coba cari aja di indomaret atau alfamidi, ingat yang harganya cuma 13ribuan. Ingat ya 13 ribuan, atau mungkin tahun depan naik jadi 15ribu.

Sebagai orang yang rapih (si Farah), termasuk managemen peralatan perangnya, alias perlengkapan alat tulis (printilan kantor), pembagian kantongan hape, charger, kosmetik, buku (isi tas), sarung tangan masker helm dan mantel (printilan naik spd. motor) maka apapun yang terjadi di jalanan semua bisa teratasi karena sudahlah amat lengkap apa yang ada di tasnya dan dalam jok keretanya. Yaitu, salah satunya mantel inspirasi.

Pernah waktu itu kita pulang ngampus bareng, dan hujan selebat-lebatnya. Kita berhenti di pinggir jalan untuk pake mantel yang sebelumnya ditawarin Farah. Aku pikir pasti bakal ribet pake mantel yang selebar-lebar tiker terus terbang-terbang menghalangi pandangan ke spion. Sampe bolak-balik mikir apa iya mau pake mantel. Secara waktu itu yang bawa kereta (sepeda motor) gue. Dan gue adalah orang yang paling gak mau ribet, takut bahaya di jalan tapi hujan selebat-lebatnya memaksa gue harus melihat isi jok kereta Farah.

Farah pun ngeluarin si mantel inspirasi. Ada dua. Warna hijau dan biru klo gak salah ingat, Farah ngasih aku yang biru, dan dia sendiri ambil yang ijo. Gile nih anak, persediaannya lengkap banget. Awalnya gue ketawa (dalam hati) ini apa gak koyak ya. Secara plastik asoy, tipis beud. Gua takut waktu makeknya. Gua bingung gimana makeknya. Akhirnya Farah dengan cepat mencontohkan tutorial memakai mantel inspirasi. Oooh, ternyata mantel agak kita gulung ke bagian badan atas lalu tangan kanan kiri dimasukkan, dan terakhir bagian kepalanya belakangan. Gue mau ketawa lagi waktu liat bagian pergelangan tangan gua rekat karena ada si karet gelang, setelah gue terawang pake mata,,,oh karet gelang, kapan nih karet putusnya ya. Dan gue takut gerak yang terlalu ekstrim, mengingaat bahannya yang tipis.

Akhirnya kita lanjutkan perjalanan sampai pulang ke rumah. Karena mantel masih basah, jadinya mantel nginap di rumah gue beberapa hari sampe kita ketemu lagi dan ngembaliinnya.

Di rumah gue bingung bukanya gimana, pelan-pelan banget, secara Farah gak nyontohin tutorial bukanya gimana. Tapi karena IQ gue gak jongkok-jongkok amat, akhirnya mantelpun terlepas dengan mantra “Alohomora”,,,,becanda. Dan gue merasakan manfaatnya guys. Sebagai cewek motor, alis penggunaa sepeda motor tapi gak mau pake mantel selebar-lebar tiker pas hujan, lo bisa pilih mantel inspirasi ini. Praktis, gak ganggu pandangan spion, gak terbang-terbang, dan harganya terjangkau. Kenapa gue bilang praktis, karena setelah kering, lho bisa lipat dia serapih mungkin dan letakan di jok gak pake makan tempat. Itu yang paling gue pertimbangkan untuk bisa  memilikinya. Ciyeileh.

Jadi sempat gue berencana mau nyuri mantel inspirasi ini dari si Farah, siapa tahu dia lupa dan mantel itu jadi milik gue. Kwkkwk kok jadi ekstrim gitu ya pikiran gue. Tapi minggu depannya kita ketemu dan hati gue berkata, “Let it go,,,let it go...”. si mantel inspirasi pun kembali pada tuannya.

Lipatannya bisa segitu kecilnya dibandingkan dengan
nano spray.  Lumayan praktis dibawa kemana2.
Nah, itu sampulnya, biar gak bingung nyarinya.
gue dapat yang gak berkaret tangannya.
Farah yang peke topi sambil melet2 gak jelas.
ini akun ignya
Di musim hujan kemarin, gue akhirnya punya mantel inspirasi. Gue beli di alfamidi dekat rumah dengan harga 13ribuan, hasil informasi dari Farah. Sebagai ikhtiar kalau saja diterpa hujan, gue gak kebasahan lagi karena ada mantel inspirasi. Tapi sampai sekarang belum jadi-jadi gue pakai karena musim hujan sudah selesai. Dan sekalinya kemarin hujan, eh mantelnya gak gue bawa ketinggalan di rumah waktu nyuci kereta. Hahahha

NB: Klo lo mau beli mantel ini please jangan tanya sama mbak-mbak SPG, “Mbak, mantel inspirasinya di rak yang mana ya?” please jangan begitu, itu cuma istilah gue aja ‘mantel inspirasi’. Cari di rak bagian mantel ada tuh ketemu, klo bingung yang mana, liat aja harganya. Yang murah!


Wkkkk, itu dulu deh, kan gak jadi lagi cerita tentang tugas Prof Berlin. Sekian, gue Lulu baca terus postingan selanjutnya. Yang mau komen silakeun. Wassalam.


2 komentar:

  1. Kwakkkkkk. Printilan kantor mah punya Si Farah kebanyakan. Sampek kawan yg pengangguran pun dapat jatah. Kha...kha...

    BalasHapus