Assalamu’alaikum....Halloooo, gue nulis
lagi...ada apa dengan gue? Kok ngadat ngeblog? Hehehe, sok sibuuuuk. Dan sebenarnya
malas ngeblog....gak boleh malas-malas ya...
Yak cukup kangen-kangenannya.
Oke, hari ini lumayan lengang, dan gue berniat
kuat untuk ngeblog. Setelah,,,,ah sudahlah. Dan postingan terakhir gue tentang
tugasnya Prof. Berlin kan..heheheh, akhirnya judul gue diterima walau harus ada
yang direvisi lagi. Ini bukan judul thesis gue, tapi tugas pembuatan judul
thesis untuk mata kuliah riset kuantitatif. Dan gue sempat janji untuk posting
tugas gue kan, maaf gak bisa tepati ya. Karena ternyata kurang asik aja rasanya
klo diposting. Mendingan kita ngomongin hikmahnya aja hehehe.
Berbicara tugas ini, ada beberapa teman gue
yang sudah diterima beberapa kali tugasnya oleh prof kesayangan kami itu. Namanya Farah. Salah satu teman yang paling dekat sama gue di kampus. Orangnya lumayan humble, lumayan modis, dan sangat rapih.
Tapi suka pake jalan pintas, hekehekhekeh. Gue harap dia baca postingan gue yang
ini. Biar ada manis-manisnya gitu (iklan lemineral).
Ngomong-ngomong tentang Farah, lumayan ada
beberapa hal yang bisa membuat gue termotivasi dari beberapa yang dia punya. Salah
satunya mantel hujan ehehekekkek. Yup, aku terinspirasi beli mantel hujan yang
bahanya plastik asoy dan untuk bagian lengannya menggunakan karet gelang biar
rekat di pergelangan dan gak kemasukan air hujan. Kebayang gak sama kalian itu
mantel yang gimana? Kalau penasaran coba cari aja di indomaret atau alfamidi,
ingat yang harganya cuma 13ribuan. Ingat ya 13 ribuan, atau mungkin tahun depan
naik jadi 15ribu.
Sebagai orang yang rapih (si Farah), termasuk
managemen peralatan perangnya, alias perlengkapan alat tulis (printilan kantor),
pembagian kantongan hape, charger, kosmetik, buku (isi tas), sarung tangan
masker helm dan mantel (printilan naik spd. motor) maka apapun yang terjadi di
jalanan semua bisa teratasi karena sudahlah amat lengkap apa yang ada di tasnya
dan dalam jok keretanya. Yaitu, salah satunya mantel inspirasi.
Pernah waktu itu kita pulang ngampus bareng,
dan hujan selebat-lebatnya. Kita berhenti di pinggir jalan untuk pake mantel
yang sebelumnya ditawarin Farah. Aku pikir pasti bakal ribet pake mantel yang
selebar-lebar tiker terus terbang-terbang menghalangi pandangan ke spion. Sampe
bolak-balik mikir apa iya mau pake mantel. Secara waktu itu yang bawa kereta (sepeda
motor) gue. Dan gue adalah orang yang paling gak mau ribet, takut bahaya di
jalan tapi hujan selebat-lebatnya memaksa gue harus melihat isi jok kereta
Farah.
Farah pun ngeluarin si mantel inspirasi. Ada dua.
Warna hijau dan biru klo gak salah ingat, Farah ngasih aku yang biru, dan dia
sendiri ambil yang ijo. Gile nih anak,
persediaannya lengkap banget. Awalnya gue ketawa (dalam hati) ini apa gak
koyak ya. Secara plastik asoy, tipis beud. Gua takut waktu makeknya. Gua bingung
gimana makeknya. Akhirnya Farah dengan cepat mencontohkan tutorial memakai
mantel inspirasi. Oooh, ternyata mantel agak kita gulung ke bagian badan atas lalu
tangan kanan kiri dimasukkan, dan terakhir bagian kepalanya belakangan. Gue mau
ketawa lagi waktu liat bagian pergelangan tangan gua rekat karena ada si karet
gelang, setelah gue terawang pake mata,,,oh karet gelang, kapan nih karet putusnya ya. Dan gue takut gerak yang terlalu
ekstrim, mengingaat bahannya yang tipis.
Akhirnya kita lanjutkan perjalanan sampai
pulang ke rumah. Karena mantel masih basah, jadinya mantel nginap di rumah gue
beberapa hari sampe kita ketemu lagi dan ngembaliinnya.
Di rumah gue bingung bukanya gimana, pelan-pelan
banget, secara Farah gak nyontohin tutorial bukanya gimana. Tapi karena IQ gue
gak jongkok-jongkok amat, akhirnya mantelpun terlepas dengan mantra “Alohomora”,,,,becanda. Dan gue merasakan manfaatnya guys. Sebagai cewek motor, alis
penggunaa sepeda motor tapi gak mau pake mantel selebar-lebar tiker pas hujan,
lo bisa pilih mantel inspirasi ini. Praktis, gak ganggu pandangan spion, gak
terbang-terbang, dan harganya terjangkau. Kenapa gue bilang praktis, karena
setelah kering, lho bisa lipat dia serapih mungkin dan letakan di jok gak pake makan
tempat. Itu yang paling gue pertimbangkan untuk bisa memilikinya. Ciyeileh.
Jadi sempat gue berencana mau nyuri mantel
inspirasi ini dari si Farah, siapa tahu dia lupa dan mantel itu jadi milik gue.
Kwkkwk kok jadi ekstrim gitu ya pikiran gue. Tapi minggu depannya kita ketemu
dan hati gue berkata, “Let it go,,,let it go...”. si mantel inspirasi pun
kembali pada tuannya.
Lipatannya bisa segitu kecilnya dibandingkan dengan nano spray. Lumayan praktis dibawa kemana2. |
Nah, itu sampulnya, biar gak bingung nyarinya. gue dapat yang gak berkaret tangannya. |
Farah yang peke topi sambil melet2 gak jelas. ini akun ignya |
Di musim hujan kemarin, gue akhirnya punya
mantel inspirasi. Gue beli di alfamidi dekat rumah dengan harga 13ribuan, hasil
informasi dari Farah. Sebagai ikhtiar kalau saja diterpa hujan, gue gak
kebasahan lagi karena ada mantel inspirasi. Tapi sampai sekarang belum
jadi-jadi gue pakai karena musim hujan sudah selesai. Dan sekalinya kemarin
hujan, eh mantelnya gak gue bawa ketinggalan di rumah waktu nyuci kereta. Hahahha
NB: Klo lo mau beli mantel ini please jangan
tanya sama mbak-mbak SPG, “Mbak, mantel inspirasinya di rak yang mana ya?”
please jangan begitu, itu cuma istilah gue aja ‘mantel inspirasi’. Cari di rak
bagian mantel ada tuh ketemu, klo bingung yang mana, liat aja harganya. Yang murah!
Wkkkk, itu dulu deh, kan gak jadi lagi cerita
tentang tugas Prof Berlin. Sekian, gue Lulu baca terus postingan selanjutnya. Yang
mau komen silakeun. Wassalam.
Kwakkkkkk. Printilan kantor mah punya Si Farah kebanyakan. Sampek kawan yg pengangguran pun dapat jatah. Kha...kha...
BalasHapusAwak kebagian prinyilan make up juga
Hapus